Perigi Minda Utama
Didik Minda Terdidik Generasi
Thursday, 29 March 2012
Sunday, 4 March 2012
Tumbuhan Yang Pahit- Akar Seruntun
Bratawali, brotowali, atau batrawali (Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff.f.; juga T. cordifolia (Thunb.) Miers dan T. rumphii Boerl.) adalah tanaman obat tradisional Indonesia yang biasa ditanam di pekarangan atau tumbuh liar di hutan.[1] Rebusan batangnya yang terasa sangat pahit biasa dijadikan obat rematik, mengurangi gula darah, menurunkan panas, dan membantu mengurangi gejala kencing manis.[2] Di Indonesia, selain dikenal dengan nama bratawali, tanaman ini juga dikenal dengan nama daerah andawali, antawali, putrawali atau daun gadel.[1] Klasifikasi dari tanaman ini termasuk kedalam famili tanaman Menispermaceae.[3] Tanaman ini kaya kandungan kimia antara lain alkaloid (berberina dan kolumbina yang terkandung di akar dan batang, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, hars, berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin).[4]
Tanaman Bratawali merupakan tanaman obat yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional yang memiliki banyak manfaat dalamkesehatan terutama dalam penyembuhan berbagai penyakit dalam maupun luar.[5][1] Pemanfaatan dari tanaman Bratawali ini banyak terdapat pada bagian batang tanaman.[1] Biasanya bagian batang tanaman perlu direbus dahulu kemudian air rebusan batang bratawali dipakai untuk mencuci luka.[1]
Kulit-batangnya mengandung zat-zat seperti alkaloid dan damar lunak berwarna kuning sedang akarnya mengandung zat berberin dankolumbin.[2][6] Kandungan alkaloid berberina berguna untuk membunuh bakteri pada luka.[1] Zat pahit pikroretin dapat merangsang kerja urat saraf sehingga alat pernapasan bekerja dengan baik dan menggiatkan pertukaran zat sehingga dapat menurunkan panas.[2] Selain sebagai obat, bratawali juga berfungsi sebagai penambah nafsu makan dan menurunkan kadar gula dalam darah.[2] Sebagai obat, bratawali biasa direbus dan diminum ataupun dioleskan pada kulit untuk luka luar.[1] Penyakit-penyakit yang dapat diobati dengan menggunakan bratawali ialah rheumatic arthritis, rheumatik sendi, demam, demam kuning, kencing manis, malaria, diabetes, serta penyakit luar seperti memar, kudis, dan luka.[7]
Friday, 24 February 2012
Serangga Eksotik- Mentadak Mentadu
Jika dilihat secara kasar, ramai yang mungkin beranggapan haiwan ini ialah belalang. Namun sebenarnya agak berbeza. Mentadak, mentadu, cengkadak atau cengkadu ialah sejenis serangga dalam susunan Mantodea. Kebanyakannya berada dalam famili Mantidae. Sebagaimana serangga lain, mentadak mempunyai tiga segmen badan, dengan kepala, toraks, dan badan (abdomen). Mentadak betina mempunyai serkus yang besar dan kuat. Segmen pertama dari tiga, protoraks, adalah memanjang dan darinya terdapat kaki hadapan yang diubah suai.
Mengikut amalan masyarakat Melayu di kampung, kelakuan mentadak ini dikaitkan dengan posisi atau tabiat tidur seseorang. Ayat yang biasa digunakan ialah:-
" Mentadak mentadu, macam mana si polan tidur?"
Namun telahan ini hanyalah satu bentuk gurauan semata-mata dan bukanlah satu bentuk kepercayaan yang kuat.
Inilah gambar mentadak yang diceritakan dalam kelas |
Subscribe to:
Posts (Atom)